...

Kemandirian

(Bahan Pemahaman Alkitab - 2)

Yohanes 17:9-19

(Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia)

 

Pengantar

Kemandirian merupakan salah satu karakter penting bagi kehidupan manusia. Kurangnya kemandirian menyebabkan seseorang tidak bisa berkembang menjadi dewasa. Orang yang tidak mandiri tidak memiliki kreativitas, hilangnya rasa percaya diri, malas, dan tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri.

Kemandirian dalam diri seseorang tidak tumbuh dengan tiba-tiba. Ada proses pembentukan dari pembiasaan sehari-hari. Kemandirian, dalam bahasa lain disebut sebagai self – reliance. Artinya kemungkinan seseorang mengelola semua yang dimilikinya sendiri karena ada pemahaman tentang pengelolaan waktu, batin yang tangguh, keberanian mengambil risiko serta kemampuan berkomunikasi serta bekerjasama dengan orang lain secara baik.

Melalui Pemahaman Alkitab ini, peserta diharap belajar dan merefleksikan makna kemandirian dari cara Tuhan Yesus memandirikan murid-murid-Nya. Dengan memahami makna kemandirian itu, peserta diharap mewujudkannya dalam keluarga melalui pembiasaan-pembiasaan positif.

Dialog Awal

Kebiasaan memanjakan anak secara berlebihan menjadi tindakan yang dilakukan banyak orang tua.

Menurut Anda, apa contoh-contoh orang tua memanjakan anak berlebihan?

Menurut Anda, apa bahaya memanjakan anak secara berlebihan itu?

(setelah dialog, ajak peserta membaca Yohanes 17:9-19 dan dilanjutkan penjelasan teks).

Penjelasan Teks

Yohanes 17:9-19 merupakan bagian dari perikop Yohanes 17:1-26. Ada yang memberikan judul dari perikop ini sebagai Doa Agung Yesus atau ada juga yang menyebutnya sebagai Doa Syafaat Yesus. Bahan PA kali ini mengajak untuk memahami bagian dari ayat 9-19. Yesus menyampaikan doa ini kepada Bapa-Nya.

Pernyataan Yesus dalam ayat 9-10 memperlihatkan betapa kasih- Nya kepada para murid. Inilah alasan mengapa Ia berdoa kepada Bapa-Nya untuk para murid, yaitu karena para murid adalah milik yang sangat dikasihi-Nya: “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.” Kata- kata Yesus yang sangat luar biasa untuk menunjukkan betapa Ia mengasihi para murid dan berada di pihak para murid.

Yesus hendak menegaskan kepada Bapa-Nya bahwa para murid sudah menjadi bagian bahkan sudah menjadi satu dengan Yesus dan Bapa. Kata-kata ini juga menunjukkan betapa beratnya Yesus meninggalkan para murid. Hal itu jelas dalam perkataan-Nya di ayat 11: “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama- Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.” Perkataan Yesus dalam ayat 12 menunjukkan bahwa Ia telah melakukan tugas-Nya dengan baik: “Aku memelihara mereka dalam nama-Mu yang Kauberikan kepada-Ku”. Yesus bukan hanya memelihara murid-murid-Nya sendiri dengan kuasa dari Bapa, tetapi Dia juga memelihara mereka dengan kebenaran dan kuasa dari sifat dasar Allah, yang Ia sendiri nyatakan. Pernyataan Yesus ini menunjukkan bahwa Ia memelihara dan menjaga para murid bukan hanya sekadar menjalankan tugas Bapa-Nya, melainkan karena Ia begitu mengasihi para murid- Nya.

Hal tersebut dinyatakan dengan mengatakan: “Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa…” Yesus menegaskan tentang Yudas, “sebagai yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”. Kata binasa berasal dari akar kata yang sama dengan terhilang. Yesus bermaksud mengatakan bahwa kehilangan itu bukan mencerminkan kuasa pemeliharaan-Nya sebagai gembala atas domba-domba itu. Yesus sangat mengasihi para murid dan berat untuk meninggalkan mereka. Ia harus melakukan semua kehendak Bapa-Nya. Sehingga pada akhirnya Yesus katakan dalam ayat 13: "Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka". Untuk itulah Yesus memohon pemeliharaan atas para murid, dan untuk ini Ia menyerahkan mereka semua ke dalam perlindungan Bapa-Nya.

Yesus meminta supaya mereka dilindungi dari bahaya yang mengintai, bahaya yang datang dari dunia yang masih mereka tempati ini beserta dengan kejahatan yang ada di dalamnya dan dunia yang membenci mereka (ayat 14-16). Sekalipun Yesus harus meninggalkan para murid dalam dunia yang membeci mereka, tetapi Yesus percaya bahwa para murid tetap bisa hidup di dunia karena Yesus telah memberikan banyak pengajaran kepada mereka. Untuk itulah permintaan Yesus kepada Bapa adalah agar memelihara mereka. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari dunia ini (ayat 15-16): Pertama, dengan mengambil mereka dari dunia yang membenci mereka. Namun, Yesus tidak berdoa untuk menyelamatkan mereka dengan cara ini. Ia katakan: “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia”, yang artinya: Jika dunia ini hanya akan menjadi ancaman bagi mereka, maka cara tercepat untuk mengamankan mereka adalah membawa pergi mereka ke dunia yang lebih baik lagi, yang akan memperlakukan mereka dengan lebih baik. Kedua, meskipun Kristus mengasihi murid-murid-Nya, Dia tidak langsung mengirim mereka ke sorga segera setelah mereka dipanggil, tetapi membiarkan mereka berada di dunia ini untuk sementara waktu, supaya mereka dapat melakukan kebaikan dan mempermuliakan Allah di bumi ini, dan dipersiapkan untuk memasuki sorga.

Calvin menggunakan kata-katanya sendiri untuk menegaskan permohonan Yesus, demikian: "Aku tidak meminta supaya mereka dibebaskan dari semua kesukaran dunia ini dan dibawa dari tempat yang penuh dengan susah payah ini ke tempat lain yang nyaman dan aman, di mana mereka dapat hidup tanpa gangguan. Bukan itu pemeliharaan yang Aku maksudkan di sini." Bukan itu, bukan supaya mereka dapat berleha-leha dengan nyaman dalam kemewahan karena telah dibebaskan dari segala kesulitan, melainkan supaya mereka dapat dipelihara dari marabahaya melalui pertolongan Allah. Bukan supaya mereka dijauhkan dari segala perseteruan dengan dunia, tetapi supaya mereka tidak dikalahkan olehnya. Di sini, secara sederhana dapat kita imajinasikan bahwa tindakan Yesus itu adalah tindakan memandirikan para murid. Ia tidak memanjakan mereka dari berbagai tantangan kehidupan. Para murid akan menghadapi tantangan-tantangan itu dalam penyertaan Allah. Permintaan Yesus adalah (ayat 17-19): “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Dalam bahasa Ibrani, kata “kudus” (qadosh) memiliki arti terpisah atau tidak tercampur dengan yang lain.

Yesus menginginkan Bapa menjadikan para murid hidup kudus. Yesus ingin Bapa memisahkan para murid dari dunia ini. Namun, memisahkan yang dimaksud bukan menjadi eksklusif atau mengisolasi diri dari dunia, bahkan meninggalkan dunia. Memisahkan diri dari dunia yang dimaksud adalah hidup memihak kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Yesus memohon kepada Bapa agar para murid dapat hidup memihak kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Aplikasi Doa permohonan Yesus kepada Bapa untuk para murid memang memperlihatkan akan keprihatinan Yesus yang akan meninggalkan para murid, yang sangat dikasihi-Nya. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia tidak memanjakan para murid menjadi murid yang hanya bisa bergantung pada-Nya (dalam arti bermanja-manja).

Yesus menginginkan para murid-Nya menjadi orang-orang yang mampu menghadapi tantangan dunia yang membenci mereka. Bukan menjadi orang yang lemah dan lari dari persoalan yang dihadapi. Yesus tahu bahwa Bapa mengutus-Nya untuk memelihara para murid menjadi murid yang mandiri karena Yesus akan meninggalkan mereka. Dalam kehidupan keluarga, kita juga tahu bahwa tidak selamanya anak hidup bergantung pada orantua. Doa permohonan Yesus ini mengajak para orangtua agar mendoakan anak-anak, yang sangat dikasihi, menjadi anal-anak yang mandiri dan bukan anak-anak yang manja dan lemah.

Orangtua tentu mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang siap menghadapi kerasnya kehidupan di dunia dan menjadin anak yang tetap memihak kepada Tuhan dan kebenaran-Nya. Kadang sebagai orangtua, kita ingin menunjukkan kasih sayang kepada anak, yang bisa jadi justru membuat anak menjadi bergantung pada orangtua dan tidak cukup kuat menghadapi situasi dunia. Contoh dalam kehidupan sehari-hari: ketika anak berangkat ke sekolah, tas dibawa oleh ibunya atau bapaknya dengan alasan kasihan karena isi tas cukup berat dan anak akan belajar sepanjang hari tentu akan lelah.

Jadi meringankan kelelahan dengan membawakan tas sekolahnya; Ketika anak kesulitan mengerjakan tugas sekolah, maka orangtua menunjukkan kasih sayangnya dengan menggantikan mengerjakan tugas tersebut dan membiarkan anaknya istirahat karena lelah sudah seharian belajar. Tujuannya tentu baik, namun tanpa disadari sebagai orangtua telah membuat anak-anak menjadi tidak tangguh. Ada pula anak yang sudah bisa makan sendiri masih diusapi oleh orang tuanya dengan alasan kasihan jika anak makan sendiri. Selain hal-hal itu, masih banyak lagi tindakan-tindakan memanjakan lainnya yang tanpa disadari sebenarnya membuat anak tidak mampu mengambil dan menjalani keputusan bagi hidupnya sendiri.

Mampukah kita berdoa seperti Yesus sampaikan kepada Bapa: “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat.” Dengan kata lain, kita memohon kepada Tuhan, bukan memindahkan anak-anak kita ke tempat yang aman dan nyaman, namun meminta Tuhan melindungi anak-anak kita dari yang jahat.

Bahan Diskusi:

1. Dari doa permohonan Yesus kepada Bapa untuk para murid, pelajaran apa yang dapat Saudara terapkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga?

2. Doa permohonan apa yang Saudara sampaikan kepada Tuhan untuk anak-anak Saudara?

3. Menurut Saudara, apakah dampak positif dan negatif dari sikap orangtua yang memanjakan anak dan orangtua yang sejak dini mendidik anak untuk dapat mandiri?

4. Cara apakah yang dapat Saudara lakukan sebagai orangtua untuk dapat memelihara anak-anak sejak dini, seperti Yesus memelihara para murid, agar dapat menjadi anak yang mandiri?

Dest,2023-10-11 pkl 01:25:01
 
ALAMAT KAMI
 

GEREJA INDUK :

Jl. Raya Klampok No.44
Kec. Purworejo Klampok, Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53474

PEPANTHAN DERIK :

Jl. Al Hikmah No.7, Gondang,
Derik, Kec. Susukan,
Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53475

PEPANTHAN BLARAK :

Desa Dermasari RT RW
Kec.Susukan, Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53474


Rekening :

BRI : xxxx-xx-xxxxx-x-x (GKJ Klampok)

 

Tinggalkan Pesan Anda di sini.


Nama :
 
Telp :
 
Email :
 
Pesan :
 
 
 

Design by : Destria Arifianto (feb2023)