...

Ketabahan

(Bahan Pemahaman Alkitab - 4)

Yakous 1:1-8

Pengantar

Keluarga-keluarga maupun setiap pribadi akan berjumpa dengan aneka peristiwa yang terkadang membuat hidup tidak nyaman. Kita menyebut hal itu sebagai pergumulan. Bila rasa tidak nyaman itu tidak dikelola dengan bijaksana, seseorang atau keluarga akan kehilangan semangat dan akhirnya bisa jadi semangatnya patah dan remuk. Sikap bijaksana mendatangkan ketabahan. Ketabahan, dalam sebuah tulisan, Pdt. Joas Adiprasetya menyebut bahwa ketabahan atau ketekunan adalah sebuah kebajikan Kristiani yang sangat luhur. Alkitab memakai kata hupomone sebanyak 31 kali untuk ketabahan. Ia bukan saja berarti “bertahan” namun terlebih “bertahan untuk bertahan.” (to keep on keeping on).

Ketabahan diperoleh dari hidup beriman pada Allah. Proses beriman adalah proses memercayakan diri pada Allah dan kehidupan yang bisa dipercaya oleh Allah dan sesama. Buah dari ketabahan adalah keutuhan hidup (holistik). Melalui Pemahaman Alkitab ini, setiap keluarga diharap dapat memahami makna ketabahan sebagai proses beriman. Selanjutnya keluarga membiasakan hidup beriman pada Allah secara total. Tujuan:

Dialog Awal

Awali Pemahaman Alkitab dengan mengajak peserta berbagi pengalaman dengan menggunakan panduan sebagai berikut:

1. Kata “Tabah”, biasanya didengar atau disampaikan dalam keadaan apa ?

2. Ketika mendengar kata “Tabah”, apa yang Anda bayangkan dan maknai ? Ketika peserta berbagi pengalaman, semua pengalaman ditampung. Peserta lain diharap untuk memperhatikan dan menghindarkan diri menyela, memberi penilaian, memberi nasihat atau sejenisnya terhadap peserta lain yang membagikan pengalamannya.

Seusai berbagi pengalaman, pemandu PA mengajak peserta membaca Yakobus 1:1-8. Pembacaan dilakukan dengan membayangkan suasana batin Yakobus yang mengirimkan suratnya kepada jemaat Kristen yang berasal dari dua belas suku Israel di perantauan. Penjelasan Teks Surat Yakobus ditulis untuk kedua belas suku di perantauan. Saat itu banyak pengikut Yesus dari keturunan kedua belas suku Israel yang berdiaspora (menyebar) ke berbagai tempat.

Mereka ada di Siria, Mesir, Yunani, Roma, Asia Kecil, Galatia, Efesus dan daerah-daerah lain. Sebagai para perantau mereka perlu mendapat peneguhan. Ada berbagai pergumulan mereka alami. Pergumulan pertama berkait dengan identitas diri. Mereka adalah orang- orang dari keturunan dua belas suku Israel. Namun mereka memilih menjadi pengikut Yesus. Hal itu mengandung konsekwensi yaitu hilangnya pengakuan dari kerabat atau saudara baik yang sedarah maupun keluarga besar yang masih memegang teguh keyahudian sebagai identitas agama dan sosial. Pengasingan dan permusuhan yang dialami pasti berdampak terhadap kehidupan yang dijalani. Pergumulan kedua adalah situasi hidup di perantauan. Sebagai pendatang baru di tanah rantau menjadi pergumulan yang tidak mudah.

Rasa tidak aman akibat belum banyak pihak dikenal dan (bisa jadi) penolakan. Belum lagi pergumulan-pergumulan lain yang bisa jadi dialami masing-masing pribadi dan keluarga. Pada ayat ke dua dan ke tiga, surat ini dibuka dengan pernyataan Yakobus: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Pernyataan Yakobus itu menyiratkan bahwa menjadi pengikut Yesus bukanlah hal yang mudah dijalani. Frasa “berbagai-bagai pencobaan” berasal dari kata peirasmos. Willam Barclay menyebut bahwa kata itu bukan “godaan”. Kata itu menunjuk pada “ujian”. Ujian yang dialami akan berlangsung seumur hidup. Tujuan dari ujian adalah menjadikan orang lebih kuat, tangguh, murni, dewasa dalam menyikapi segala hal. Proses ujian digambarkan oleh Yakobus dengan kata dokimion. Kata itu mengandung makna pembuatan mata uang logam yang dilakukan melalui proses menempa logam dengan menggunakan api yang panas. Logam yang berkualitas tidak akan meleleh, namun tetap bagus dan bersinar. Sementara logam campuran (logam KW) akan hancur dan tidak berbekas.

Orang-orang yang mau ditempa dengan ujian akan menjadi pribadi yang hatinya teguh atau tabah. Kata tabah (hupomone) bukan semata-mata kemampuan seseorang menanggung sesuatu yang dialaminya, melainkan kemampuan untuk mentransformasi sesuatu yang dialaminya hingga menjadi mulia. Sikap menanggung atau bertahan itu bukanlah sekadar sebuah kesabaran yang pasif sembari menanti persoalan akan usai dengan sendirinya, seiring dengan berjalannya waktu.

Ketabahan adalah sebuah sikap aktif yang bersedia berjalan maju dan memperjuangkan apa yang kita yakini sebagai kebenaran. Karena itu pada ayat 4, Yakobus berkata:”Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”. Kata “sempurna” mengandung makna kehidupan yang utuh dan menyeluruh sehingga menjadi kehidupan yang holistik.

Ketabahan adalah proses dari hidup beriman. Itulah yang dimaksudkan oleh Yakobus. Sebagai sebuah proses, ketabahan akan ada dan bertumbuh kembang dalam diri seseorang atau keluarga jika di sana ada proses pembiasaan untuk menjalani hidup dalam ketabahan. Pada ayat 5 Yakobus menyampaikan nasihat agar jemaat yang menghadapi ujian dalam hidup hendaknya memohon hikmat dari Allah. Yakobus menasihatkan bahwa Allah adalah sumber pertolongan. Memohon hikmat artinya memohon kekuatan dan kemampuan supaya dimampukan berpikir dengan jernih, ketenangan emosi, kematangan jiwa supaya dapat menyikapi semua hal secara tepat. Hikmat juga mengandung makna menghindari “grusa-grusu” atau hantam kromo, merasa diri sebagai korban keadaan.

Orang- orang yang merasa diri menjadi korban keadaan akan kehilangan semangat dan gairah menjalani hidup. Dalam keadaan seperti itu orang akan mempersalahkan semua yang dialaminya. Bagaimana mungkin menjadi murni dan tangguh bila masih bertindak demikian? Tuhan adalah sumber hikmat yang mendatangkan ketabahan. Pada ayat 6, Yakobus menasihatkan: ”Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin”. Meminta dengan iman artinya percaya. Dalam hidup yang percaya, seseorang akan memercayakan dirinya pada kehendak Allah dan sekaligus bisa dipercaya untuk menjalankan semua yang dimintanya dari Allah. Maka dari itu Yakobus mengatakan agar dalam meminta hikmat yang meneguhkan, orang tidak boleh bimbang.

Kata bimbang mengandung makna mendua hati, jiwa, dan pikiran. Di satu sisi percaya, di sisi lainnya tidak percaya. Keadaan macam ini membuat batin tersiksa sebab di dalam batin akan berkecamuk dua “peperangan”. Dan dalam keadaan itu seseorang kehilangan rasa tenang. Hilangnya rasa tenang menjadikan hilangnya daya yang meneguhkan kehidupan. Ketabahan merupakan sebuah “laku” kehidupan. Sebagai “laku”, ketabahan memerlukan keberanian untuk berhadapan dengan berbagai pergumulan dalam hidup.

Orang-orang yang tabah akan berani menjalani kerumitan dunia sebab di dalam keberanian itulah ketabahan sungguh bermakna, dan menghasilkan gairah menjalani hidup bersama keluarga, sesama ciptaan dan bersama Allah yang selalu beserta dalam segala hal. Menerangi Pengalaman dengan Terang Sabda Allah Usai.

penjelasan teks,

ajak peserta menyanyikan KJ 445:1-3 “Harap Akan Tuhan”

1) Harap akan Tuhan, hai jiwaku!

Dia perlindungan dalam susahmu.

Jangan resah, tabah berserah,

kar’na habis malam pagi merekah.

Dalam derita dan kemelut

Tuhan yang setia, Penolongmu !

 

2) Harap akan Tuhan, hai jiwaku !

Dia perlindungan dalam susahmu.

Walau sendu, hatimu remuk,

Tuhan mengatasi tiap kemelut.

Ya Tuhan, tolong ‘ku yang lemah:

Setia-Mu kokoh selamanya !

 

3) Harap akan Tuhan, hai jiwaku !

Dia perlindungan dalam susahmu.

Jalan sedih nanti berhenti;

Yesus memberikan hidup abadi.

Habis derita di dunia,

purna sukacita. Haleluya!

 

Panduan Pertanyaan

1. Setelah mendengar penjelasan Yakobus 1:1-8 dan menyayikan lagu “Harap Akan Tuhan”, apa yang Anda hayati tentang “Ketabahan” ?

2. Menurut Anda, apa kaitan antara beriman dan ketabahan ?

3. Apa kebiasaan yang akan dilakukan keluarga untuk beriman secara total pada Allah ?

Usai Menerangi Pengalaman dengan Terang Sabda Allah, peserta saling mendoakan.

Sebelum doa, peserta diajak menyanyikan atau mendengarkan nyanyian “Apapun yang Terjadi” (https://www.youtube.com/watch?v=BvZgvz3IAz

Dest,2023-10-11 pkl 01:25:34
 
ALAMAT KAMI
 

GEREJA INDUK :

Jl. Raya Klampok No.44
Kec. Purworejo Klampok, Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53474

PEPANTHAN DERIK :

Jl. Al Hikmah No.7, Gondang,
Derik, Kec. Susukan,
Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53475

PEPANTHAN BLARAK :

Desa Dermasari RT RW
Kec.Susukan, Kab. Banjarnegara,
Jawa Tengah 53474


Rekening :

BRI : xxxx-xx-xxxxx-x-x (GKJ Klampok)

 

Tinggalkan Pesan Anda di sini.


Nama :
 
Telp :
 
Email :
 
Pesan :
 
 
 

Design by : Destria Arifianto (feb2023)